http://ffffound.com/image/2e227f6b4257b89338bc10e91f99fcc24fc4489c
Jemari ini tak pernah
mengurai harapan. Serangkaian aksara yang menjelma mantra soal
kehidupan banyak menguar dan hilang diterpa angin tanpa daya, tanpa
gairah. Lama kelamaan harapan berubah menjadi tanpa rasa. Semua
tampaknya sia-sia saat daya pekat hidup yang begitu-begutu saja
semakin membebat. Dan bahkan aku telah kehilangan rasa untuk tetap
melihat satu tujuan yang hendak kuraih di depan sana.
Bising!
Semrawut!
Penat!!!
Seluruh isi kepalaku
meluber, menguap begitu saja dan tak ada sisa-sisa yang membuatku
bangkit dan tetap berjalan lurus ke satu pusaran.
Telah kukhianati setiap
tetes darah yang dikorbankan cinta dalam rentang waktu yang tak lagi
berbilang. Kusia-siakan setiap “amin” yang terlontar di akhir
lafadz doa seluruh jiwa. Aku gadaikan semuanya demi apa yang kusebut
“bahagia”.
Bahagiaku semu. Tak ada
harapan disana. Kumatikan semua masa hingga kehampaan dan hampir
kosong ku di dalamnya. Hanya ada aku tanpa seorang pun juga. Hanya
ada aku yang mematikan asa, mematikan cita-cita. Aku menolak
kebesaran yang sudah diberkahi padaku sejak dahulu kala. Aku menolak
memproduksi cinta dan terus-terusan terlena konsumerisme berhala
jiwa.
Aku tak pernah
kemana-mana. Hanya selingkaran kecil dari dunia tempatku hidup.
Kulupakan mimpi menjelajah jiwa dunia, menjelajah apa yang hendak
menjadi legenda.
Cacatku hampir permanen.
Layaknya ideologi, ia kini menjelma iman. Kutarikan tarian para sufi
demi sehempas ekstase. Berharap dalam keadaan apapun aku akan merasa
orgasme mencecap hidupku yang sia-sia.
Tak kutemukan juga Tuhan
disana. Memang tak ada Tuhan dalam gerak diam dan menjadi sia-sia.
Harus apakah aku?
Kau sudah tahu
jawabannya, anakku. Terngiang pesan ayah yang mudah-mudahan sedang
duduk bersama Tuhan. Bukan untuk menjadi sia-sia dan berhenti
belajar tentunya.
Namun aku masih hampir
sekarat dalam harapan yang kunjung berlari menjauhi jemari. Masih
adakah kata yang tersisa untuk sejumput jiwa yang didera sengsara
karena hidup sia-sia?
Coba gagahi aksara, huruf
demi huruf. Coba lafadzkan kata baris demi sebaris. Coba ciptakan
mantra dan ubahlah dunia…