Jumat, 05 Oktober 2012

Diam, Mencintaimu

http://www.capitalnewyork.com



Dalam diam, 
di setiap sudut yang hampir mati suri 
masih menggeliat asa untuk menggapai hidup, menggapai cinta

Term-ku terlalu umum dan kau tak percaya dalam universalitas masih ada kesungguhan, masih ada relativitas

Aku mengikuti Tuhan, 
berjingkat-jingkat agar tak ketahuan oleh siapa pun juga
Aku diam dan berdoa, 
merapal kata bermantra dan kau tersenyum manja dalam imaji bilangan sempurna

Diam adalah jeda,
sebuah ruang saat  ekstase menuju cinta yang Ilahiah menjadi proses yang membuat gamang, gembira, merana, dan bahagia
SEMPURNA!

Ku nikmati hujan dalam diam yang melafadzkan kidung setiap pecinta,
sebuah doa untuk mereka yang dikasihi mesra
Sebuah harapan mengenai apa-apa yang Tuhan berkehendak atas dirimu, diriku, dan diri-diri yang lain

Aku mencintaimu untuk setiap jeda dan hujan yang kita tunggu-tunggu dikuartal  terakhir tahun ini
Aku mencintaimu dalam sekam yang tak hendak kubakar hingga tersisa arang dan asap
Aku mencintaimu tiba-tiba dan mungkin akan selesai mencintaimu tiba-tiba juga
Aku mencintaimu bagaimanapun

Dan malam adalah favoritku seluruh dunia
Pluralitas menguap, universalitas menguar 
Hanya tinggal residu kehidupan yang tersampir dan menggelayut mesra

1 komentar: