Rabu, 07 November 2012

Sabda Kegilaan

http://92bpm.com/2011/11/dva-featuring-viktor-duplaix-video.html

Dunia ini dikendalikan oleh segelintir orang. Segelintir orang ini naasnya kebanyakan orang gila. Ya, orang gila dengan segala idiotisme dan kegeniusannya yang luar biasa. Pikirannya liar dan mendobrak, ia mencapai surga lebih dahulu ketimbang mereka yang berpikir dengan logika kera. Sayangnya, itu hanya dalam realitas pikiran. Dalam dunia nyata? Nasibnya tak kalah cemas dengan apa yang kita sebut sebagai gila.

Kesadaran dan kegilaan rupanya bagai dua mata uang yang saling bersisian. Batas tipisnya hanya dibedakan lewat kinerja otak yang masih awas dan agak peka, sementara sisi yang lain ditandai dengan keterlepasannya dengan dunia yang terjadi disekelilingnya – gila berarti tak sadar lagi!

Siapa bilang dunia ini digerakkan dalam gerak atur beraturan dengan segala komposisi  dan logika yang lurus bin sahih? Tidak sama sekali. Dunia ini bergulir dimana ia mengandung patahan sejarah yang terbit saat hendak memulai dengan tema dan baju  baru seperti gerak ceroboh, tak teratur, dan alinier. Kejutan dalam patahan sejarah laiknya bunga api dari setiap batang kembang api yang dibakar Tuhan yang Maha Jail itu. 

Kejutan ini juga bagai bom yang disemayamkan Tuhan pada beberapa individu yang mengidap kegilaan hingga mampu mengubah jalannya sejarah yang absurd alih-alih terang benderang. Kegeniusan ide dalam tik-tok otak yang tak hentinya bergemuruh terbalut kecemasan akut yang biasanya orang lain hanya ingin tahu dan lihat sekilas. Mereka yang dimukzizati dengan bom oleh Tuhan ini hidup dalam keterasingan akut. Tak ada zona nyaman yang diberikan Tuhan pada mereka pun kesadaran terhadap diri sendiri yang penuh. Logika mereka berjalan sporadis, bahkan luar biasa aneh. Ketubuhan menjadi belenggu yang merusak kesadaran ala kaum kota yang sok konservatif, kesadaran apkiran yang dipunyai masyarakat luas.

Dan karya lahir dari rahim mereka yang gila. Karya merupakan representasi, suatu bentuk pendobrakan terhadap ketubuhan yang tak mampu menampung kegilaan sejak dari semula. Karya merupakan representasi, suatu ide yang menggeliat dalam pikiran bagai cacing tanah yang disengat matahari. Karya adalah penanda dimana sejarah hendak bergulir menggagahi jalur lain. Karya adalah sebuah patahan sejarah yang hendak mengubah logika berpikir massa.

Karya yang lahir dari tiap rahim mereka yang disebut gila, kita seolah terpaku lelah dan sejenak hilang ingatan mengenai siapa yang sebelumnya kita caci dan maki. Kita sama-sama berkumpul dalam padang keheningan Tuhan, ada upacara yang didatangi dan Tuhan bersabda, “Dunia sudah berubah, tak lagi sama. Seperti biasanya.”

Selesailah risalah mengenai Kegilaan ini dilantunkan. Amin…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar