http://92bpm.com/2011/11/dva-featuring-viktor-duplaix-video.html
Dunia ini dikendalikan
oleh segelintir orang. Segelintir orang ini naasnya kebanyakan orang gila. Ya,
orang gila dengan segala idiotisme dan kegeniusannya yang luar biasa. Pikirannya
liar dan mendobrak, ia mencapai surga lebih dahulu ketimbang mereka yang
berpikir dengan logika kera. Sayangnya, itu hanya dalam realitas pikiran. Dalam
dunia nyata? Nasibnya tak kalah cemas dengan apa yang kita sebut sebagai gila.
Kesadaran dan kegilaan
rupanya bagai dua mata uang yang saling bersisian. Batas tipisnya hanya
dibedakan lewat kinerja otak yang masih awas dan agak peka, sementara sisi yang
lain ditandai dengan keterlepasannya dengan dunia yang terjadi disekelilingnya –
gila berarti tak sadar lagi!
Siapa bilang dunia ini
digerakkan dalam gerak atur beraturan dengan segala komposisi dan logika yang lurus bin sahih? Tidak sama
sekali. Dunia ini bergulir dimana ia mengandung patahan sejarah yang terbit
saat hendak memulai dengan tema dan baju baru seperti gerak ceroboh, tak teratur, dan
alinier. Kejutan dalam patahan sejarah laiknya bunga api dari setiap batang
kembang api yang dibakar Tuhan yang Maha Jail itu.
Kejutan ini juga bagai
bom yang disemayamkan Tuhan pada beberapa individu yang mengidap kegilaan
hingga mampu mengubah jalannya sejarah yang absurd alih-alih terang benderang. Kegeniusan
ide dalam tik-tok otak yang tak hentinya bergemuruh terbalut kecemasan akut
yang biasanya orang lain hanya ingin tahu dan lihat sekilas. Mereka yang dimukzizati
dengan bom oleh Tuhan ini hidup dalam keterasingan akut. Tak ada zona nyaman
yang diberikan Tuhan pada mereka pun kesadaran terhadap diri sendiri yang
penuh. Logika mereka berjalan sporadis, bahkan luar biasa aneh. Ketubuhan menjadi
belenggu yang merusak kesadaran ala kaum kota yang sok konservatif, kesadaran
apkiran yang dipunyai masyarakat luas.
Dan karya lahir dari
rahim mereka yang gila. Karya merupakan representasi, suatu bentuk pendobrakan
terhadap ketubuhan yang tak mampu menampung kegilaan sejak dari semula. Karya merupakan
representasi, suatu ide yang menggeliat dalam pikiran bagai cacing tanah yang
disengat matahari. Karya adalah penanda dimana sejarah hendak bergulir
menggagahi jalur lain. Karya adalah sebuah patahan sejarah yang hendak mengubah
logika berpikir massa.
Karya yang lahir dari
tiap rahim mereka yang disebut gila, kita seolah terpaku lelah dan sejenak
hilang ingatan mengenai siapa yang sebelumnya kita caci dan maki. Kita sama-sama
berkumpul dalam padang keheningan Tuhan, ada upacara yang didatangi dan Tuhan
bersabda, “Dunia sudah berubah, tak lagi sama. Seperti biasanya.”
Selesailah risalah
mengenai Kegilaan ini dilantunkan. Amin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar