Masa depan adalah perihal paling
misterius yang terjadi dalam kehidupan manusia. Aku pernah menulis suatu telaah
singkat mengenai budaya industri yang kemudian banyak diagungkan oleh masyarat
modern sebagai Tuhan baru. Telaah ini berdasarkan atas kunjunganku ke salah
satu pameran seni rupa kontemporer bertajuk ”Second God”. Tuhan yang imanen
perlahan-lahan tergantikan oleh Tuhan elektronik maupun Tuhan yang berlabel
paling mahal dalam produk budaya massal. Tulisan mengenai itu kuberi judul,
“Tuhan(tu) dalam Second God”. Kata
Tuhan kuselipkan (tu) karena jika kau baca cepat maka akan berbunyi
tuhantuhantuhantu… suatu ironi tersendiri yang rupanya saling kait mengait
antara kata “tuhan” dan “hantu”. Suatu permainan kata yang entah disadari atau
tidak dalam bahasa Indonesia sebagai pembalikan makna dan kata dimana keduanya
bisa dipertukarkan.
Sama seperti hidup, kata “tuhan”
pun “hantu” bagiku hanyalah masalah perspektif. Hidup pun juga demikian. Selalu
ada kategori baik dan buruk, baik dan jahat, untung dan rugi, senang dan sedih,
naik dan turun, serta masih banyak hal lain yang kiranya dapat didaftarkan
dalam antagonisme kata. Bagaimana pun semuanya adalah masalah perspektif.
Namun, apapun perspektif tersebut akan selalu bermuara pada percabangan yang
saling bertentangan satu sama lain yang disebut antagonis.
Kadang saat kau sedang tekun
dalam pencapaian pada Legenda Pribadimu, kau terjungkal ke dalam sebuah
jurang yang dalam. Kau terluka lumayan parah. Rasa sakitnya membuatmu urung
melanjutkan perjalananmu atau pembangunanmu menggapai yang kau impikan dan
harapkan. Bagiku disaat itulah dua kata itu -tuhan dan hantu- tampil sebagai metafora yang kugunakan untuk
memenangkan salah satunya dan mempengaruhi bagaimana caramu melihat hidup
selanjutnya, mempengaruhi bagaimana caramu menuliskan Legenda Pribadimu sampai
pada kesimpulan akhir. Akankah kau menangkan Tuhan saat jatuh tersungkur dan
menderita luka-luka yang bahkan mungkin tak akan sembuh lagi atau kau
memenangkan hantu sebagai satu-satunya alasan terbesar kau mundur dari
pencapaian Legenda Pribadimu? Semua jawab ada padamu…
Saat memilih memenangkan hantu
sebagai jawaban, kau menyesali banyak hal yang telah terjadi padamu. Berjuta
tegangan volt perasaan bersalah mengalirimu dan membuatmu menangis mengenai apa
yang tak bisa kau capai atas tujuan yang kau tetapkan sebelumnya. Sementara
saat kau memenangkan Tuhan, kau mensyukuri banyak hal walaupun kau terjatuh dan
hampir mati. Setidaknya kau belajar banyak hal baru dan pengetahuanmu bertambah
dibandingkan dengan mereka yang memilih memenangkan hantu.
Aku tak hendak membuatmu memilih
tuhan pun menjatuhkan hantu. Sebelumnya pernah kubilang bahwa apa yang kau
lihat pada hidupmu sendiri dan hidup sekitarmu adalah permasalahan perspektif.
Apapun yang kau pilih untuk dimenangkan, putusanmu memperngaruhi caramu melihat
kehidupan secara menyeluruh. Satu keputusanmu akan memperngaruhi keputusanmu
yang lain di masa depan.
Tuhantuhantuhantuhan… aku hanya
tahu bahwa perjalananku kadang menuntunku menuju jurang ketimbang bukit dengan
sebatang pohon oak di atasnya. Namun, aku yakin kali ini aku tak akan apa-apa
saat jurang yang ternyata ada dihadapanku. Setidaknya aku akan selalu belajar
sesuatu baik mengenai tuhan maupun hantu.