Senin, 10 November 2014

Eksotisme Indonesia dimata Bule




Judul Buku : Indonesia's Hidden Heritage; Cultural Journeys of Discovery
Penulis : David Metcalf & Stephanie Brookes
Penerbit : A Now! Jakarta Publication, 2014


Sebaran warna sephia berpadu-padan dengan birunya lautan pun langit. Hamparan gradasi warna hijau di bumi khatulistiwa. Cerita mengenai manusia yang berbeda; jalani hari dengan kepercayaan dan tradisi yang mengakar sejak dahulu kala. Ini kiranya yang membuat Indonesia eksotik di mata dua orang “bule”.

***

David Metcalf, seorang fotografer profesional yang punya klinik fotografi di Ubud, Bali. Bersama dengan Stephanie Brookes, penulis perjalanan lepas asal Selandia Baru mengunjungi beberapa tempat di Indonesia. Perjalanan mereka terangkum dalam buku Indonesia's Hidden Heritage; Cultural Journeys of Discovery.

Ada dua belas tempat yang mereka kunjungi. Eksotisme suku Bajo di Pulau Selayar yang ada di ujung selatan pulau Sulawesi. Desa Ngaju Dayak yang ada di tinggal di sepanjang sungai Kahayan, Kalimantan Tengah. Tradisi Pasola – adu ketangkasan dari atas kuda – di Sumba. Kawah Ijen di Jawa Timur dan denyut nadi kehidupan masyarakatnya. 

Balapan kerbau di Jembrana, Bali. Desa yang hilang nun jauh di pedalaman Wae Rebo, Flores. Festival Isen Mulang – arti: tak kenal menyerah dan berusaha sampai akhir – yang merupakan salah satu tradisi masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah. Festival Pencak Silat dan Kejawen di Jawa Tengah. 

Foklor masyarakat suku Tengger di lereng Gunung Bromo. Mitos, legenda, dan dongeng dari Sumbawa. Kebudayaan Wetu Telu – percampuran agama Islam dengan tarekat animisme di Lombok Utara. Dan bagaimana masyarakat Dayak Kenyah menjadi penjaga hutan di Kalimantan Timur. 

Buku ini lebih kepada kumpulan foto dengan sedikit catatan perjalanan. David mengabadikan momen, sementara Stephanie merangkai perjalanan mereka lewat kata. Meski sesekali David yang menuliskan memoar perjalanannya. Tak ayal, representasi perjalanan mereka lebih banyak dalam medium foto.

Foto-foto yang di ambil David dalam tiap perjalanannya tak cuma kaya panorama alam. Ia juga hendak mengabadikan manusia yang hidup di dalamnya. Alam dan manusia dipadukan menjadi serangkai kisah tentang warisan tersembunyi yang dimiliki Indonesia. Sebuah harta karun yang ditemukan oleh duo asing ini mengenai kekayaan nusantara. 

Buku ini menggambarkan  kekaguman dan suka cita mereka menyelami alam dan budaya Indonesia. Sesuatu yang tentu dirasa asing dan berjarak dalam latar belakang mereka yang Barat. Seolah bertemu cermin dalam aliran jernih sungai Kahayan di Palangkaraya. Atau menemukan harmoni antara alam dan manusianya. 

Meski demikian, apa yang ditulis dan ditampilkan oleh David maupun Stephanie bukan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia sendiri. Jauh sebelum mereka, sudah banyak orang yang mengabadikan tempat-tempat tersebut lewat foto pun tulisan. Bahkan yang dijabarkan oleh para pendahulu mereka lebih komprehensif dan fokus dengan berbagai pendekatan disiplin ilmu. 

Isi Indonesia's Hidden Heritage; Cultural Journeys of Discovery tak seheboh judulnya. Tapi bagi mereka yang menatap Indonesia dengan mata seorang Barat, apa yang ditulis dua karib ini mungkin sesuatu yang baru dan menakjubkan. Sebuah eksotisme Timur yang belum tereksplorasi. 

Seperti butir-butir kata yang lahir dari rahim penyair termasyhur India, Rabindranath Tagore dalam puisinya, Poems of Beauty;

“Beauty is truth's smile. When she beholds her own face in a perfect mirror. 
Beauty is in the ideal of perfect harmony, which is in the universal being; 
Truth the perfect comprehension of the universal mind.” 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar