Senin, 10 November 2014

Menebar Harapan Paska Konflik Maluku



Film : Cahaya Dari Timur; Beta Maluku 
Sutradara : Angga Dwimas Sasongko
Pemain : Chicco Jericho, Jajang C. Noer, Shafira Umm, Ridho "Slank"
Produksi : Visinema Pictures



Masjid Raya di Tulehu baru kali ini tak menyiarkan kumandang azan ke pelosok desa. Begitu pun dengan Gereja di Passo, Maluku yang tak gelar ibadah misa. Tak cuma masjid dan gereja, tapi sekolah hingga warung makan tidak melakukan aktivitas selayaknya. 

Hampir setiap orang Maluku khidmat mendengarkan siaran langsung via telepon pertandingan final Indonesia Cup U-15 di Jakarta. Sebab, laga final U-15 tak disiarkan stasiun televisi. Padahal saat itu tim sepak bola Maluku tengah adu pinalti dengan tim sepak bola DKI Jakarta. 

Bagi warga Maluku, tim sepak bola mereka bisa maju babak final Indonesia Cup U-15 sungguh membanggakan. Suatu kabar baik di tengah ketegangan paska konflik agama antar Islam dan Kristen yang terjadi sekitar tahun 1999. Perjalanan tim muda ini tak serta merta. Ini sebuah kisah mengenai mengatasi perbedaan dan melumat dendam primordial. 

Adalah Sani Tawainella (Chicco Jericho), mantan atlet sepak bola yang gagal masuk uji PSSI Baretti. Sani balik ke desanya di Tulehu dan memilih bekerja sebagai tukang ojek. Di tengah situasi konflik Maluku merebak, ia bertekad menyelematkan anak-anak desanya. Salah satu cara yang ditempuh yakni lewat sepak bola.

Sekian tahun melatih sepak bola anak-anak korban konflik, bukan berarti hidup Sani tanpa masalah. Ia dihadapkan permasalahan keluarga dengan kecintaannya kepada sepak bola. Bagaimana tidak, guna menghidupi dapur keluarganya tak cukup, Sani mesti harus menyisihkan waktu melatih tim kecilnya ini. 

Tersaruk-saruk mengatasi segala persoalan yang ada, akhirnya Sani dan anak-anak didiknya bertemu kesempatan ikut Kejuaraan Nasional U-15. Di tengah sentimen negatif warga Muslim dan Kristen di Maluku yang masih menegang, Sani berdiri di antaranya. Ia mesti memadamkan api dendam di hati beberapa anak didiknya. Sani mulai mengenalkan mereka mengenai arti bersatu, menjadi Maluku. Bukan Tulehu, bukan Passo. Bukan Islam, bukan juga Kristen.

Film Cahaya Dari Timur; Beta Maluku berurai dari kisah nyata. Angga Dwimas Sasongko, sutradara tak sengaja menemukan Sani saat berkeliling Maluku untuk keperluan syuting tahun 2007. Terinspirasi atas apa yang dilakukan Sani, Angga bertekad membuat film tentang dirinya. Selama dua tahun ide cerita ini diedarkan ke beberapa rumah produksi tetapi di tolak. Hingga akhirnya Glenn Fredly dan dibantu sejumlah pihak bersedia menjadi produser bersama dengan Angga.

Ini tampaknya merupakan proyek film idealis Angga dan Glenn. Proses produksi yang memakan waktu cukup lama berbuah manis. Angga cemerlang mengelaborasi visual dan karakter masing-masing tokohnya sebagai kesatuan yang padu. Alam indah bumi Maluku tergambarkan dengan sangat baik. Campur baur dengan kehidupan asli masyarakat Tulehu.

Akting para pemain juga apik dan alamiah. Chicco Jericho yang baru kali pertama main di film layar lebar tampil memukau. Sosok Sani sukses dibawakannya. Para pemeran anak-anak tim sepak bola Maluku ini juga menawan. Mereka adalah orang asli Maluku yang di casting oleh Angga dan diberikan pelatihan akting dari IKJ. 

Kecermelangan mereka dibantu oleh kekuatan naskah yang ditulis secara apik oleh putra Maluku sendiri, Irfan Ramly dan Swastika Nohara. Hampir 90 persen dialog yang dipakai dalam film adalah bahasa Maluku. Sehingga rasa yang terwakili adalah juga rasa menjadi Maluku.

Film berdurasi sekitar 150 menit ini bukan semata film tentang sepak bola. Bukan juga tentang sosok Sani dan keberhasilannya semata. Film ini adalah soal bertatap muka dengan keberbedaan dan mengatasi trauma. Film ini adalah suatu upaya rekonsiliasi paska konflik yang di alami Maluku. Menegaskan kembali bahwa kita semua satu, apapun latar belakangnya. Satu Maluku, satu Indonesia juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar